Minggu, 08 Mei 2016



TUGAS KELOMPOK
SOSIOLOGI PENDIDIKAN
SYARIFUDDIN, S.Pd., M.Pd.

LAPORAN PENELITIAN
PENGARUH KETIDAKPROFESIONALITAS GURU TERHADAP
PENDIDIKAN DI KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO



 

 


 
OLEH:

KELOMPOK I
                                NASRUL NURDIN                10538313414
                                NURSIA                                  10538311114

IV F SOSIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan laporan penelitian mata kuliah SOSIOLOGI PENDIDIKAN yang berjudul “Pengaruh Ketidakprofesionalitas Guru Terhadap Pendidikan di kecamatan Batang”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi si pembaca. Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak yang terkait yang telah membantu saya dalam penyusunan makalah ini. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu saya minta masukan dan perbaikan pembuatan makalah kami dimasa yang akan datang.
Makassar , 22 April 2016

Penulis




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ...........................................................................................4
B.     Rumusan Masalah ......................................................................................5
C.     Tujuan Masalah……………………………………………………....................5
D.    Manfaat Penulisan……………………………………………………................6
BAB II PEMBAHASAN
A.    Hasil Observasi dan Analisis ........................................................................7
B.     Pembahasan Teori Pendidikan ....................................................................1O
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ............................................................................................ 12
B.     Saran .................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 14
LAMPIRAN
            a. Daftar Narasumber……………………………………………..…. 15
            b. Dokumentasi……………………………………………………..…19


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
            Pendidikan Indonesia semakin hari kualitasnya makin rendah. Berdasarkan Survey United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), terhadap kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pacific, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, kulitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang.
            Salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya para guru dalam menggali potensi anak. Para pendidik seringkali memaksakan kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki siswanya. Kelemahan para pendidik kita, mereka tidak pernah menggali masalah dan potensi para siswa. Pendidikan seharusnya memperhatikan kebutuhan anak bukan malah memaksakan sesuatu yang membuat anak kurang nyaman dalam menuntut ilmu. Proses pendidikan yang baik adalah dengan memberikan kesempatan pada anak untuk kreatif. Itu harus dilakukan sebab pada dasarnya gaya berfikir anak tidak bisa diarahkan.
         

            Selain kurang kreatifnya para pendidik dalam membimbing siswa, kurikulum yang sentralistik membuat potret pendidikan semakin buram. Kurikulum hanya didasarkan pada pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat. Lebih parah lagi, pendidikan tidak mampu menghasilkan lulusan yang kreatif. Ini salahnya, kurikulum dibuat di Jakarta dan tidak memperhatikan kondisi di masyarakat bawah. Jadi, para lulusan hanya pintar cari kerja dan tidak pernah bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, padahal lapangan pekerjaan yang tersedia terbatas. Kualitas pendidikan Indonesia sangat memprihatinkan. Berdasarkan analisa dari badan pendidikan dunia (UNESCO), kualitas para guru Indonesia menempati peringkat terakhir dari 14 negara berkembang di Asia Pacifik. Posisi tersebut menempatkan negeri agraris ini dibawah Vietnam yang negaranya baru merdeka beberapa tahun lalu. Sedangkan untuk kemampuan membaca, Indonesia berada pada peringkat 39 dari 42 negara berkembang di dunia. Lemahnya input quality, kualitas guru kita ada diperingkat 14 dari 14 negara berkembang. Ini juga kesalahan negara yang tidak serius untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dari sinilah penulis mencoba untuk membahas lebih dalam mengenai pendidikan di Indonesia dan segala dinamikanya.
B.  Rumusan Masalah
            1.  Bagaimanakah hasil observasi dan analisis terhadap pengaruh
                 profesionalitas guru terhadap pendidikan di Kecamatan Batang?
            2.  Bagaimanakah pembahasan teori pendidikan terkait pengaruh
                 profesionalitas guru terhadap pendidikan di Kecamatan Batang?
C. Tujuan Penulisan
            1.  Untuk mengetahui hasil observasi dan analisis terhadap pengaruh
                 profesionalitas guru terhadap pendidikan di Kecamatan Batang
            2.  Untuk mengetahui pembahasan teori pendidikan terkait pengaruh
                 profesionalitas guru terhadap pendidikan di Kecamatan Batang
D.  Manfaat Penulisan
                Dari penulisan ini diharapkan mendatangkan manfaat berupa:
            1.  Manfaat bagi peneliti
                 a.   Dapat menambah pengetahuan serta wawasan
                 b.   Dapat melatih cara berfikir secara ilmiah
            2.  Manfaat bagi perguruan tinggi
                  Dapat dijadikan Sebagai bahan reperensi masukan untuk peraturan
                  yang lebih baik
            3.  Manfaat bagi masyarakat
                 Diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran
                  masyarakat akan pentingnya mengenyam pendidikan





BAB II
PEMBAHASAN


A. Hasil Observasi dan Analisis
            Berdasarkan  observasi dan interview yang telah kami lakukan terhadap orang tua siswa, guru dan siswa di SMA Negeri 1 Batang di Kec. Batang Kab. Jeneponto terkait dengan judul penelitian kami yaitu pengaruh ketidakprofesionalitas guru terhadap pendidikan  ialah sebagai berikut:
1.      Guru yang tidak professional ialah guru yang tidak mampu dan tidak   menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai seorang guru.
2.      Beberapa contoh guru yang tidak professional ialah:
a.  Adanya guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidang studinya yaitu
    guru PKN mengajar Sosiologi
b.  Adanya guru yang malas mengajar dan sering terlambat dalam jam
    pembelajarannya
3.      Pengaruh guru yang tidak proferssional terhadap pendidikan di Indonesia ialah pendidikan akan mengalami keterlambatan dalam perkembangan pendidikan kedepannya bahkan akan mengalami kemunduran pendidikan
            Berdasarkan hasil observasi dan interview yang kami lakukan, maka kami dapat menganalisis    masalah tersebut sebagai berikut:
1)      Menurut kelompok kami, guru yang tidak professional ialah guru yang mana tidak menjalankan tugas-tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang guru berdasarkan ketentuan dan kode etik keguruan. Mereka tidak menguasai materi ajar mereka dan tidak mampu menyampaikan materinya sehingga siswa kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang diterima. Kebanyakan guru yang tidak professional ialah karena mereka kurang sadar akan esensi dan peran sesungguhnya mereka sebagai seorang guru.  Mereka tidak sadar bahwa peran guru sangat menentukan keberhasilan pembelajaran tanpa peran guru maka pembelajaran tidak akan berjalan sebagai mana mestinya.
2)      Adapun beberapa contoh guru yang tidak professional yang terjadi di SMA Negeri 1 Batang ialah
a)      Guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidang studinya dikarenakan kurangnya jumlah guru mata pelajaran Sosiologi sehingga guru PKN yang cukup memahami pelajaran Sosiologi yang mengajarkan bidang studi tersebut. Jika keadaan seperti ini terus terjadi dan terbiarkan oleh pihak sekolah maupum pemerintah maka tentu hal ini akan berakibat fatal kepada pendidikan kedepannya khususnya kepada siswa yang bersangkutan. Karena meskipun guru tersebut cukup mengetahui pelajaran tersebut namun tidak dapat dipungkiri pasti akan ada beberapa pembahasan dari pelajaran tersebut yang tidak dipahaminya sehingga pengajaran tersebut tidak akan berjalan efektif dan sesuai yang diharapkan atau sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Maka tentu hal ini akan menjadi penghambat dalam kemajuan pendidikan di Indonesia.
b)      Guru yang malas mengajar dan sering kali terlambat dalam jam
 Pembelajarannya merupakan guru yang sering kita jumpai hampir di setiap daerah di Indonesia. Mereka malas memberikan pelajaran dan sering terlambat. Saat mereka mengajar, mereka hanya sekedar memberikan tugas untuk mencatat isi buku tanpa menjelaskan secara jelas kepada siswanya dan kemudian keluar kelas dan kebanyakan nongkrong di ruangan guru bersama guru lainnya. Guru yang memiliki karakter seperti ini akan senantiasa bersikap acuh tak acuh terhadap peserta didiknya, ia berpikir bahwa tak perlu pemahaman mendalam terhadap materi pelajaran karena yang utama dan terpenting yaitu agar siswanya bisa lulus tak perlu mendapat nilai tinggi.

3)      Pengaruh guru yang tidak proferssional terhadap pendidikan di Indonesia ialah:
a.       Jika hal ini dibiarkan terus-terusan maka pendidikan akan mengalami keterlambatan dalam perkembangan pendidikan kedepannya bahkan akan mengalami kemunduran pendidikan. Karena guru merupakan subjek utama dalam pembelajaran, guru sebagai faslitator, mediator, educator dan evaluator. Maka tanpa guru, pembelajaran tidak akan bisa berjalan sebagai mana mestinya.
b.      Jika hal ini terabaikan dan dibiarkan terus-menerus baik oleh sekolah maupun pemerintah maka jangan harap pendidikan di Indonesia akan maju dan dapat bersaing dengan pendidikan di luar negeri.
c.       Dan apabila tidak ada tindakan nyata dari pemerintah dan terus membiarkan hal ini terjadi maka jangan disalahkan jika dari tahun ke tahun pengangguran terdidik terus meningkat dan menciptakan generasi muda yang tidak kompeten hingga akhirnya Indonesia sepanjang masa akan menjadi negara berkembang bahkan menjadi negara tertinggal di berbagai bidang.
Solusi yang bisa kami berikan agar dapat meningkatkan kepribadian  guru yang baik dan tingkat profesionalitas yang tinggi serta kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan anak didik maka diperlukan beberapa cara,yaitu:
Untuk Pemerintah:
1.  Pemerintah harus meningkatkan kualitas dan kuantitas guru
            Untuk meningkatkan kualitas guru maka perlu diadakan pelatihan khusus dan kelompok  keguruan seperti pelatihan sekali dalam sebulan di daerah masing-masing agar  senantiasa mengetahui kemampuan dan keterampilan guru dan membentuk kelompok guru agar guru-guru dapat saling mengenal dan dapat menjalin kerja sama dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Dan untuk meningkatkan kuantitas guru maka pemerintah harus menekan biaya pendidikan yang tiap tahun meningkat dan memperbanyak bantuan berupa beasiswa kepada siswa kurang mampu dan siswa yang berprestasi agar mereka berkesempatan dalam menuntut ilmu dan mewujudkan impiannya.
2. Pemerintah harus memperketat aturan
            Dalam meningkatkan kualitas guru maka pemerintah harus meningkatkan pengawasan dan memperketat proses seleksinya. Karena kebanyakan pengangkatan PNS guru tidak dengan cara yang bersih tapi dengan praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Tentu ini sangat merugikan dan akan menghambat perkembangan pendidikan di Indonesia kedepannya.
    Untuk guru:
     1. Guru harus berfikir pro-aktif
artinya guru harus selalu aktif dalam segala aktifitasnya baik itu di sekolah dan kehidupan bermasyarakat. Karena guru memiliki peran utama dalam pembelajaran dan juga di lingkungan masyarakat dimana guru dijadikan sebagai panutan
    2Guru harus bekerjasama
Guru harus mengembangkan hubungan kerja samanya dalam menunaikan tugasnya ia tidak memandang dirinya sebagai orang super, ia juga tidak memandang peserta didiknya lemah. Tetapi ia memandang setiap manusia sebagai sosok yang memiliki potensi dan mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk meraih kesuksesan
    3Guru juga harus selalu belajar
Guru juga harus senantiasa belajar sehingga ilmu yang didapatkannya selalu bertambah dan terus berkembang sepanjang masa.

B. Pembahasan Teori Pendidikan
            Toeri pendidikan yang berkaitan dengan profesionalitas guru ialah toeri behaviorisme. Pengertian belajar menurut teori Behavioristik adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya reaksi antara stimulus dan respon. Teori ini sangat mementingkan adanya input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons. Dalam proses pembelajaran input ini bisa berupa alat peraga, gambar-gambar, atau cara-cara tertentu untuk membantu proses belajar.
            Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar, mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioral dengan stimulusnya.
                        Jadi sangat jelas bahwa keberhasilan seorang siswa sangat ditentukan oleh tenaga pendidik atau guru itu sendiri. Tanpa adanya stimulus atau pembelajaran yang baik maka jangan harap akan adanya  respon atau pemahaman yang baik dari siswanya. Seorang siswa dikatakan telah belajar sesuatu apabila ia mampu menunjukan perubahan pada tingkah lakunya, apabila dia belum menunjukkan perubahan tingkah laku maka belum dikatakan bahwa ia telah melakukan proses belajar.
            Guru yang menggunakan paradigma behaviorisme akan menyusun bahan pelajaran yang sudah siap sehingga tujuan pembelajaran yang dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh guru. Guru tidak hanya memberi ceramah tetapi juga contoh-contoh. Bahan pelajaran disusun hierarki dari yang sederhana sampai yang kompleks. Hasil dari pembelajaran dapat diukur dan diamati, kesalahan dapat diperbaiki. Hasil yang diharapkan adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan.
 
 
  


  
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
            Guru adalah seorang yang memiliki seperangkat koleksi nilai dan kemampuan yang lebih, dimana dengan koleksi itu dia dapat merubah tantangan menjadi peluang. Tugas guru merupakan suatu proses mendidik, mengajar, dan melatih peserta didik. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup (afektif).
            Secara umum kompetensi dasar yang diperlukan seorang guru dalam menjalankan tugas mengajar yaitu sebagai berikut : Menguasai bahan ajar, Mengelola program belajar mengajar, Mengelola kelas, Menggunakan media atau sumber belajar, Menguasai landasan pendidikan, Mengelola interaksi belajar mengajar, Menilai prestasi belajar mengajar, Mengenal fungsi bimbingan dan penyuluhan, Mengenal dan menyelenggaran administrasi sekolah, Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran.
            Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Yang mana kepribadian itu sendiri adalah unsur yang menentukan keakraban hubungan guru dengan anak didik.sebagai teladan, guru harus memeliki kepribadian yang dapat dijadikan profil dan idola, seluruh kehidupannya adalah figure yang berwibawa.
            Didalam proses pengajaran seorang guru profesional harus memiliki 5 tugas pokok diantaranya: Merencanakan kegiatan pembelajaran, Melaksanakan kegiatan pembelajaran, Mengevaluasi hasil pembelajaran, Menindaklanjuti hasil pembelajaran, Melakukan bimbingan dan konseling
B.  Saran

Guru memiliki kedudukan yang terhormat karena guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa yang patut untuk dihormati, oleh karena itu sebagai seorang guru harus selalu menjaga sikap dan kepribadiaannya dengan baik agar menjadi contoh bagi anak didik dan masyarakat.
Sumber daya manusia harus lebih ditingkatkan agar generasi baru yang nantinya akan menjadi seorang guru (calon guru) menjadi guru yang lebih professional dan berkualitas.
Guru juga harus mengurangi kebiasaan buruk yang sering dilakukan antara lain : sering meninggalkan kelas disaat jam pelajaran, tidak menghargai siswa, pilih kasih terhadap siswa, kurang persiapan dalam pembelajaran, menyuruh siswa menyuruh menulis di papan tulis, tidak disiplin, kurang memperhatikan siswa, dan matrealistis.
            Untuklah itu mari kita tingkatkan mutu pendidikan nasional dengan mem-prioritaskan guru yang benar-benar professional dan



 


DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Mas’ud. 2015. Etika Profesi Keguruan. Makassar
Idi, Abdullah. 2013. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers











LAMPIRAN-LAMPIRAN

A.  Daftar Narasumber
1.      Siswa
a.  Narasumber 1
     Nama          : Siska Dwi Yanti
     Kelas          : XI IPS 2
     Daftar Pertanyaan:
      a.  Apa yang adek ketahui tentang guru yang tidak professional?
            Yaa... guru yang mengajarnya susah dipahami kak
      b.  Bisa adek sebutkan contoh guru yang tidak professional?
            Kayak guruku kak guru IPS mengajarnya bertele-tele baru
            selalu kasih tugas susah
      c.  Bagaimana pengaruh guru yang tidak professional terhadap 
           perkembangan pendidikan di Indonesia?
            Pendidikan Indonesia susah berkembang kak, apa lagi
            seakarang pendidikan mahal

b. Narasumber 2
     Nama          : Ayu Lestari
     Kelas          : XI IPS 2
     Daftar Petanyaan:
     a.  Apa yang adek ketahui tentang guru yang tidak professional?
            Guru yang malas, terlambat, suka marah-marah nggak jelas
      b.  Bisa adek sebutkan contoh guru yang tidak professional?
            Itu kak guru yang malas masuk, sering terlambat baru selalu
            marah,
      c.  Bagaimana pengaruh guru yang tidak professional terhadap 
           perkembangan pendidikan di Indonesia?
           Pendidikian tidak akan bagus karena gurunya saja tidak
           Professional apa lagi siswanya.
c.  Narasumber 3
     Nama          : Nursyam Sarif
     Kelas          : XI IPS 1
     a.  Apa yang adek ketahui tentang guru yang tidak professional?
            Guru yang tidak mengajar dengan baik, susah dipahami. Apa
           lagi tidak objektif menilai kak biasa itu kalau  menilai siswa
           yang anak guru dikasikan nilai bagus
      b.  Bisa adek sebutkan contoh guru yang tidak professional?
            Ada guruku yang membeda-bedakan kak kalau menilai, ada juga
             yang mengajar bukan bidang pelajarannya kak, guru PKN
             mengajar Sosiologi.
      c.  Bagaimana pengaruh guru yang tidak professional terhadap 
           perkembangan pendidikan di Indonesia?
           Pendidikian tidak akan akan berkembang dan berkualitas kak

2.      Orang Tua Siswa
Nama   : Nurhayati
Umur   : 51 tahun
Alamat: Jln. Togo-togo, Kec. Batang
Daftar Pertayaan:
 a.  Apa yang ibu ketahui tentang guru yang tidak professional?
      Guru yang tidak menjalankan tugasnya sesuai dengan
       kewajibannya sebagai guru, karena tugas guru itu mengajar,
       mendidik dan juga sebagai panutan.  Terima gaji tiap bulan tapi tidak
       mengajar dengan baik.
 b.  Bisa ibu sebutkan contoh guru yang tidak professional?
      Salah satunya itu guru yang malas mengajar, guru yang selalu
      terlambat di jam pelajarannya sehingga siswa dirugikan
 c.  Bagaimana pengaruh guru yang tidak professional terhadap 
      perkembangan pendidikan di Indonesia?
      Pendidikan Indonesia tidak akan maju dan berkualitas jika
      Indonesia mempunyai banyak guru yang tidak professional. Jadi
      pemerintah harus memperketat pengawasannya di tiap-tiap
      sekolah untuk meningkatkan kualitas guru




B.  Dokumentasi

 


                                              Gambar 01 Siska Dwiyanti (Siswa)



 



                                         Gambar 02 Awaliyah Rahman dan Nadia Putri




Gambar 03 Sudarmi, S.Pd