TUGAS KELOMPOK
SOSIOLOGI PENDIDIKAN
SYARIFUDDIN, S.Pd., M.Pd.
LAPORAN PENELITIAN
PENGARUH KETIDAKPROFESIONALITAS
GURU TERHADAP
PENDIDIKAN
DI KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO
OLEH:
KELOMPOK I
NURSIA 10538311114
IV F SOSIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN
SOSIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan laporan penelitian
mata kuliah SOSIOLOGI PENDIDIKAN
yang berjudul “Pengaruh
Ketidakprofesionalitas Guru Terhadap Pendidikan di kecamatan Batang”.
Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad
SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi si pembaca. Saya mengucapkan terimakasih
kepada pihak yang terkait yang telah membantu saya dalam penyusunan makalah
ini. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu saya minta masukan dan perbaikan pembuatan makalah kami
dimasa yang akan datang.
Makassar
, 22 April 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ...........................................................................................4
B. Rumusan
Masalah ......................................................................................5
C. Tujuan Masalah……………………………………………………....................5
D. Manfaat Penulisan……………………………………………………................6
BAB
II PEMBAHASAN
A. Hasil Observasi dan Analisis
........................................................................7
B. Pembahasan Teori Pendidikan
....................................................................1O
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
............................................................................................ 12
B. Saran
.................................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA ............................................................................... 14
LAMPIRAN
a.
Daftar Narasumber……………………………………………..…. 15
b.
Dokumentasi……………………………………………………..…19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Indonesia semakin hari kualitasnya
makin rendah. Berdasarkan Survey United Nations Educational, Scientific and
Cultural Organization (UNESCO), terhadap kualitas pendidikan
di Negara-negara berkembang di Asia Pacific, Indonesia menempati peringkat 10
dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, kulitasnya berada pada
level 14 dari 14 negara berkembang.
Salah satu faktor rendahnya kualitas
pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya
para guru dalam menggali potensi anak. Para pendidik seringkali memaksakan
kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki
siswanya. Kelemahan para pendidik kita, mereka tidak pernah menggali masalah
dan potensi para siswa. Pendidikan seharusnya
memperhatikan kebutuhan anak bukan malah memaksakan sesuatu yang membuat anak
kurang nyaman dalam menuntut ilmu. Proses pendidikan
yang baik adalah dengan memberikan kesempatan pada anak untuk kreatif. Itu
harus dilakukan sebab pada dasarnya gaya berfikir anak tidak bisa diarahkan.
Selain kurang kreatifnya para
pendidik dalam membimbing siswa, kurikulum yang sentralistik membuat potret pendidikan semakin buram. Kurikulum hanya didasarkan
pada pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat. Lebih
parah lagi, pendidikan tidak mampu
menghasilkan lulusan yang kreatif. Ini salahnya, kurikulum dibuat di Jakarta
dan tidak memperhatikan kondisi di masyarakat bawah. Jadi, para lulusan hanya pintar
cari kerja dan tidak pernah bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, padahal
lapangan pekerjaan yang tersedia terbatas. Kualitas pendidikan
Indonesia sangat memprihatinkan. Berdasarkan analisa dari badan pendidikan dunia (UNESCO), kualitas para guru
Indonesia menempati peringkat terakhir dari 14 negara berkembang di Asia
Pacifik. Posisi tersebut menempatkan negeri agraris ini dibawah Vietnam yang
negaranya baru merdeka beberapa tahun lalu. Sedangkan untuk kemampuan membaca,
Indonesia berada pada peringkat 39 dari 42 negara berkembang di dunia. Lemahnya
input quality, kualitas guru kita ada diperingkat 14 dari 14 negara berkembang.
Ini juga kesalahan negara yang tidak serius untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dari sinilah penulis mencoba untuk membahas
lebih dalam mengenai pendidikan di Indonesia
dan segala dinamikanya.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah hasil observasi dan analisis terhadap pengaruh
profesionalitas guru terhadap
pendidikan di Kecamatan Batang?
2.
Bagaimanakah pembahasan teori pendidikan terkait pengaruh
profesionalitas guru terhadap
pendidikan di Kecamatan Batang?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui hasil observasi dan analisis terhadap pengaruh
profesionalitas guru terhadap
pendidikan di Kecamatan Batang
2.
Untuk mengetahui pembahasan teori pendidikan terkait pengaruh
profesionalitas guru terhadap
pendidikan di Kecamatan Batang
D. Manfaat
Penulisan
Dari
penulisan ini diharapkan mendatangkan manfaat berupa:
1. Manfaat
bagi peneliti
a. Dapat menambah pengetahuan serta
wawasan
b. Dapat melatih cara
berfikir secara ilmiah
2. Manfaat bagi perguruan tinggi
Dapat dijadikan Sebagai bahan
reperensi masukan untuk
peraturan
yang
lebih baik
3.
Manfaat bagi masyarakat
Diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya
mengenyam pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hasil Observasi dan Analisis
Berdasarkan
observasi dan interview yang telah kami
lakukan terhadap orang tua siswa, guru dan siswa di SMA Negeri 1 Batang di Kec.
Batang Kab. Jeneponto terkait dengan judul penelitian kami yaitu pengaruh ketidakprofesionalitas
guru terhadap pendidikan ialah sebagai
berikut:
1.
Guru yang tidak
professional ialah guru yang tidak mampu dan tidak menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai seorang
guru.
2. Beberapa contoh guru yang tidak professional ialah:
a. Adanya guru yang
mengajar tidak sesuai dengan bidang studinya yaitu
guru PKN
mengajar Sosiologi
b. Adanya guru
yang malas mengajar dan sering terlambat dalam jam
pembelajarannya
3.
Pengaruh guru
yang tidak proferssional terhadap pendidikan di Indonesia ialah pendidikan akan
mengalami keterlambatan dalam perkembangan pendidikan kedepannya bahkan akan
mengalami kemunduran pendidikan
Berdasarkan hasil observasi dan interview yang kami
lakukan, maka kami dapat menganalisis masalah tersebut
sebagai berikut:
1)
Menurut kelompok
kami, guru yang tidak professional ialah guru yang mana tidak menjalankan
tugas-tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang guru berdasarkan ketentuan
dan kode etik keguruan. Mereka tidak menguasai materi ajar mereka dan tidak
mampu menyampaikan materinya sehingga siswa kesulitan dalam memahami materi
pelajaran yang diterima. Kebanyakan guru yang tidak professional ialah karena
mereka kurang sadar akan esensi dan peran sesungguhnya mereka sebagai seorang
guru. Mereka tidak sadar bahwa peran
guru sangat menentukan keberhasilan pembelajaran tanpa peran guru maka pembelajaran
tidak akan berjalan sebagai mana mestinya.
2) Adapun beberapa contoh guru yang tidak professional
yang terjadi di SMA Negeri 1 Batang ialah
a)
Guru yang
mengajar tidak sesuai dengan bidang studinya dikarenakan kurangnya jumlah guru
mata pelajaran Sosiologi sehingga guru PKN yang cukup memahami pelajaran
Sosiologi yang mengajarkan bidang studi tersebut. Jika keadaan seperti ini
terus terjadi dan terbiarkan oleh pihak sekolah maupum pemerintah maka tentu
hal ini akan berakibat fatal kepada pendidikan kedepannya khususnya kepada
siswa yang bersangkutan. Karena meskipun guru tersebut cukup mengetahui
pelajaran tersebut namun tidak dapat dipungkiri pasti akan ada beberapa pembahasan
dari pelajaran tersebut yang tidak dipahaminya sehingga pengajaran tersebut
tidak akan berjalan efektif dan sesuai yang diharapkan atau sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Maka tentu hal ini akan menjadi
penghambat dalam kemajuan pendidikan di Indonesia.
b)
Guru yang malas
mengajar dan sering kali terlambat dalam jam
Pembelajarannya merupakan guru yang sering
kita jumpai hampir di setiap daerah di Indonesia. Mereka malas memberikan
pelajaran dan sering terlambat. Saat mereka mengajar, mereka hanya sekedar
memberikan tugas untuk mencatat isi buku tanpa menjelaskan secara jelas kepada siswanya
dan kemudian keluar kelas dan kebanyakan nongkrong di ruangan guru bersama guru
lainnya. Guru yang memiliki karakter seperti ini akan senantiasa bersikap acuh
tak acuh terhadap peserta didiknya, ia berpikir bahwa tak perlu pemahaman
mendalam terhadap materi pelajaran karena yang utama dan terpenting yaitu agar
siswanya bisa lulus tak perlu mendapat nilai tinggi.
3)
Pengaruh guru
yang tidak proferssional terhadap pendidikan di Indonesia ialah:
a.
Jika hal ini
dibiarkan terus-terusan maka pendidikan akan mengalami keterlambatan dalam
perkembangan pendidikan kedepannya bahkan akan mengalami kemunduran pendidikan.
Karena guru merupakan subjek utama dalam pembelajaran, guru sebagai faslitator,
mediator, educator dan evaluator. Maka tanpa guru, pembelajaran tidak akan bisa
berjalan sebagai mana mestinya.
b.
Jika hal ini
terabaikan dan dibiarkan terus-menerus baik oleh sekolah maupun pemerintah maka
jangan harap pendidikan di Indonesia akan maju dan dapat bersaing dengan
pendidikan di luar negeri.
c.
Dan apabila tidak
ada tindakan nyata dari pemerintah dan terus membiarkan hal ini terjadi maka
jangan disalahkan jika dari tahun ke tahun pengangguran terdidik terus
meningkat dan menciptakan generasi muda yang tidak kompeten hingga akhirnya
Indonesia sepanjang masa akan menjadi negara berkembang bahkan menjadi negara
tertinggal di berbagai bidang.
Solusi yang
bisa kami berikan agar
dapat meningkatkan kepribadian guru yang baik dan tingkat profesionalitas
yang tinggi serta kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan anak didik maka
diperlukan beberapa cara,yaitu:
Untuk
Pemerintah:
1. Pemerintah harus meningkatkan kualitas dan
kuantitas guru
Untuk
meningkatkan kualitas guru maka perlu diadakan pelatihan khusus dan
kelompok keguruan seperti pelatihan
sekali dalam sebulan di daerah masing-masing agar senantiasa mengetahui kemampuan dan
keterampilan guru dan membentuk kelompok guru agar guru-guru dapat saling mengenal
dan dapat menjalin kerja sama dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Dan untuk
meningkatkan kuantitas guru maka pemerintah harus menekan biaya pendidikan yang
tiap tahun meningkat dan memperbanyak bantuan berupa beasiswa kepada siswa
kurang mampu dan siswa yang berprestasi agar mereka berkesempatan dalam
menuntut ilmu dan mewujudkan impiannya.
2.
Pemerintah harus memperketat aturan
Dalam
meningkatkan kualitas guru maka pemerintah harus meningkatkan pengawasan dan
memperketat proses seleksinya. Karena kebanyakan pengangkatan PNS guru tidak
dengan cara yang bersih tapi dengan praktek korupsi, kolusi dan nepotisme.
Tentu ini sangat merugikan dan akan menghambat perkembangan pendidikan di
Indonesia kedepannya.
Untuk
guru:
1. Guru harus berfikir pro-aktif
artinya guru harus selalu aktif
dalam segala aktifitasnya baik itu di sekolah dan kehidupan bermasyarakat. Karena guru
memiliki peran utama dalam pembelajaran dan juga di lingkungan masyarakat
dimana guru dijadikan sebagai panutan
2. Guru harus bekerjasama
Guru harus mengembangkan hubungan
kerja samanya
dalam menunaikan tugasnya ia tidak memandang dirinya sebagai orang super, ia
juga tidak memandang peserta didiknya lemah. Tetapi ia memandang setiap manusia
sebagai sosok yang memiliki potensi dan mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk
meraih kesuksesan
3. Guru juga harus selalu belajar
Guru juga
harus senantiasa belajar sehingga ilmu yang didapatkannya selalu bertambah dan terus
berkembang sepanjang masa.
B. Pembahasan Teori Pendidikan
Toeri
pendidikan yang berkaitan dengan profesionalitas guru ialah toeri behaviorisme.
Pengertian belajar menurut teori
Behavioristik adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya reaksi
antara stimulus dan respon. Teori ini sangat mementingkan adanya input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respons. Dalam proses pembelajaran input
ini bisa berupa alat peraga, gambar-gambar, atau cara-cara tertentu untuk
membantu proses belajar.
Ciri dari teori ini adalah
mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan
peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan
pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar, mementingkan peranan
kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang
diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis artinya bahwa
tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau
reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar
terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioral dengan stimulusnya.
Jadi
sangat jelas bahwa keberhasilan seorang siswa sangat ditentukan oleh tenaga
pendidik atau guru itu sendiri. Tanpa adanya stimulus atau pembelajaran yang
baik maka jangan harap akan adanya
respon atau pemahaman yang baik dari siswanya. Seorang siswa dikatakan telah belajar sesuatu
apabila ia mampu menunjukan perubahan pada tingkah lakunya, apabila dia belum
menunjukkan perubahan tingkah laku maka belum dikatakan bahwa ia telah
melakukan proses belajar.
Guru yang menggunakan paradigma behaviorisme akan
menyusun bahan pelajaran yang sudah siap sehingga tujuan pembelajaran yang
dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh guru. Guru tidak hanya memberi
ceramah tetapi juga contoh-contoh. Bahan pelajaran disusun hierarki dari yang
sederhana sampai yang kompleks. Hasil dari pembelajaran dapat diukur dan
diamati, kesalahan dapat diperbaiki. Hasil yang diharapkan adalah terbentuknya
suatu perilaku yang diinginkan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Guru
adalah seorang yang memiliki seperangkat koleksi nilai dan kemampuan yang
lebih, dimana dengan koleksi itu dia dapat merubah tantangan menjadi peluang.
Tugas guru merupakan suatu proses mendidik, mengajar, dan melatih peserta
didik. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup
(afektif).
Secara
umum kompetensi dasar yang diperlukan seorang guru dalam menjalankan tugas
mengajar yaitu sebagai berikut : Menguasai bahan ajar, Mengelola program
belajar mengajar, Mengelola kelas, Menggunakan media atau sumber belajar,
Menguasai landasan pendidikan, Mengelola interaksi belajar mengajar, Menilai
prestasi belajar mengajar, Mengenal fungsi bimbingan dan penyuluhan, Mengenal
dan menyelenggaran administrasi sekolah, Memahami dan menafsirkan hasil
penelitian guna keperluan pengajaran.
Setiap
guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka
miliki. Yang mana kepribadian itu sendiri adalah unsur yang menentukan
keakraban hubungan guru dengan anak didik.sebagai teladan, guru harus memeliki
kepribadian yang dapat dijadikan profil dan idola, seluruh kehidupannya adalah
figure yang berwibawa.
Didalam
proses pengajaran seorang guru profesional harus memiliki 5 tugas pokok
diantaranya: Merencanakan kegiatan pembelajaran, Melaksanakan kegiatan
pembelajaran, Mengevaluasi hasil pembelajaran, Menindaklanjuti hasil
pembelajaran, Melakukan bimbingan dan konseling
B. Saran
Guru memiliki kedudukan yang
terhormat karena guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa yang patut untuk
dihormati, oleh karena itu sebagai seorang guru harus selalu menjaga sikap dan
kepribadiaannya dengan baik agar menjadi contoh bagi anak didik dan masyarakat.
Sumber daya manusia harus lebih
ditingkatkan agar generasi baru yang nantinya akan menjadi seorang guru (calon
guru) menjadi guru yang lebih professional dan berkualitas.
Guru juga harus mengurangi kebiasaan
buruk yang sering dilakukan antara lain : sering meninggalkan kelas disaat jam
pelajaran, tidak menghargai siswa, pilih kasih terhadap siswa, kurang persiapan
dalam pembelajaran, menyuruh siswa menyuruh menulis di papan tulis, tidak
disiplin, kurang memperhatikan siswa, dan matrealistis.
Untuklah itu mari kita
tingkatkan mutu pendidikan nasional dengan mem-prioritaskan guru yang benar-benar
professional dan
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim,
Mas’ud. 2015. Etika Profesi Keguruan. Makassar
Idi,
Abdullah. 2013. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Daftar Narasumber
1. Siswa
a. Narasumber 1
Nama : Siska Dwi Yanti
Kelas : XI IPS 2
Daftar
Pertanyaan:
a. Apa yang adek ketahui tentang guru yang tidak
professional?
Yaa...
guru yang mengajarnya susah dipahami kak
b. Bisa adek sebutkan contoh guru yang tidak
professional?
Kayak
guruku kak guru IPS mengajarnya bertele-tele baru
selalu kasih tugas susah
c. Bagaimana pengaruh guru yang tidak
professional terhadap
perkembangan pendidikan di Indonesia?
Pendidikan
Indonesia susah berkembang kak, apa lagi
seakarang pendidikan mahal
b. Narasumber 2
Nama : Ayu Lestari
Kelas : XI IPS 2
Daftar
Petanyaan:
a. Apa yang adek ketahui tentang guru yang tidak
professional?
Guru
yang malas, terlambat, suka marah-marah nggak jelas
b. Bisa adek sebutkan contoh guru yang tidak
professional?
Itu
kak guru yang malas masuk, sering terlambat baru selalu
marah,
c. Bagaimana pengaruh guru yang tidak
professional terhadap
perkembangan pendidikan di Indonesia?
Pendidikian tidak akan bagus karena gurunya saja tidak
Professional apa lagi siswanya.
c. Narasumber 3
Nama : Nursyam Sarif
Kelas : XI IPS 1
a. Apa yang adek ketahui tentang guru yang tidak
professional?
Guru
yang tidak mengajar dengan baik, susah dipahami. Apa
lagi
tidak objektif menilai kak biasa itu kalau
menilai siswa
yang
anak guru dikasikan nilai bagus
b. Bisa adek sebutkan contoh guru yang tidak
professional?
Ada
guruku yang membeda-bedakan kak kalau menilai, ada juga
yang mengajar bukan bidang pelajarannya kak, guru PKN
mengajar Sosiologi.
c. Bagaimana pengaruh guru yang tidak
professional terhadap
perkembangan pendidikan di Indonesia?
Pendidikian tidak akan akan berkembang dan berkualitas kak
2. Orang Tua Siswa
Nama :
Nurhayati
Umur : 51 tahun
Alamat: Jln. Togo-togo, Kec. Batang
Daftar Pertayaan:
a. Apa yang ibu ketahui tentang guru yang tidak
professional?
Guru yang
tidak menjalankan tugasnya sesuai dengan
kewajibannya
sebagai guru, karena tugas guru itu mengajar,
mendidik
dan juga sebagai panutan. Terima gaji
tiap bulan tapi tidak
mengajar
dengan baik.
b. Bisa ibu sebutkan contoh guru yang tidak
professional?
Salah
satunya itu guru yang malas mengajar, guru yang selalu
terlambat
di jam pelajarannya sehingga siswa dirugikan
c. Bagaimana pengaruh guru yang tidak
professional terhadap
perkembangan pendidikan di Indonesia?
Pendidikan
Indonesia tidak akan maju dan berkualitas jika
Indonesia
mempunyai banyak guru yang tidak professional. Jadi
pemerintah
harus memperketat pengawasannya di tiap-tiap
sekolah
untuk meningkatkan kualitas guru
B. Dokumentasi
Gambar
01 Siska Dwiyanti (Siswa)
Gambar 03 Sudarmi, S.Pd